Selain terpilih sebagai makanan terlezat di dunia versi CNN Go,
rendang terbukti menjadi menu terfavorit pengunjung Hotel Grand Westin
Berlin pada resepsi pembukaan Festival Kuliner Indonesia (9/3/2012).
Citarasa lezat rendang, yang terbentuk dari rasa gurih santan yang
mengering serta paduan rempah-rempah yang meresap hingga ke serat daging
telah membuat para undangan antre panjang untuk mendapatkannya.
Hanya dalam waktu kurang dari satu jam semua rendang yang ada di meja hidangan ludes tak bersisa.
"Saya belum pernah merasakan masakan berbahan daging selezat ini seumur
hidup saya, demikian puji Nazrul, seorang diplomat Bangladesh yang
ditugaskan di Jerman.
Menu rendang, yang popularitasnya mulai mendunia, disajikan bersama menu
lezat dari Sumatera Barat lainnya seperti cumi bakar, gulai kapau
nangka, sate Padang.
Selama sepekan penuh sampai 16/3/2012, Restaurant Relish di Westin Grand
Hotel Berlin akan menyajikan masakan dari Sumatera Barat yang diolah
secara khusus oleh master chef Indonesia William Wongso.
Selain menu utama dari Sumatera Barat, berbagai makanan Nusantara
lainnya dari makanan pembuka, salad, sup, hingga makanan penutup seperti
sarikaya, jongkong dan minuman khas Indonesia juga menggugah selera
para hadirin.
Menurut keterangan Sekretaris III Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI
Berlin Purno Widodo, acara ini dihadiri perwakilan dari berbagai
Kementerian Jerman, korps diplomatik, media, hotel, biro perjalanan,
Friends of Indonesia, perwakilan dari Kemparekraf RI serta peserta dari
Institute of Cultural Diplomacy.
Selain menyajikan menu Sumatera Barat, juga ada penampilan harpa dari
Maya Hassan, peluncuran buku kuliner From the Ambassador's Kitchen serta
cooking workshop oleh master chef William Wongso yang ternyata sangat
diminati oleh pecinta kuliner Indonesia di Jerman.
Buku kuliner From the Ambassador's Kitchen berisi berbagai resep masakan
Indonesia yang dipilih secara khusus oleh Ny. Atiek Pratomo berdasarkan
pengalamannya dalam mengadakan jamuan diplomatik mendampingi suami
sebagai Duta Besar RI untuk Jerman.
Buku yang ditulis dalam bahasa Inggris dan Jerman ini juga berisi
berbagai panduan dan tips dalam menyajikan makanan Indonesia dengan
sentuhan internasional.
Berbagai menu yang saya pilih dalam buku ini disesuaikan dengan selera
masyarakat Eropa, terutama Jerman, juga berdasarkan kemudahan cara
membuatnya serta ketersediaan bahan- bahannya di Jerman, tutur Ny. Atiek
Pratomo.
Diplomasi Kuliner
Festival Kuliner Indonesia di Jerman ini tak lepas dari upaya KBRI
Berlin dalam melakukan berbagai strategi diplomasi, yang kali ini
menggunakan soft diplomacy melalui kuliner Indonesia.
Festival ini dapat menjadi upaya tersendiri dalam berbagai cara yang
selama ini telah dilakukan untuk memperkuat ikatan persahabatan antara
masyarakat Jerman dan Indonesia, ujar Duta Besar RI untuk Republik
Federal Jerman Dr. Eddy Pratomo.
Makanan sebagai salah satu media diplomasi juga diamini oleh Mark
Donfried, direktur dan pendiri Institute of Cultural Diplomacy di Berlin
yang juga berkesempatan memberikan kata sambutan pada awal acara.
Menurut Donfried, kuliner dapat menjadi alat sangat efektif dalam
diplomasi budaya dimana diplomasi ini ditujukan untuk menanamkan rasa
saling percaya antara dua masyarakat yang berbeda.
Diplomasi budaya sangat penting dalam membangun hubungan dan membangun
kepercayaan sosial budaya dengan mengedepankan berbagai ide, gagasan,
nilai-nilai, tradisi dan berbagai aspek dari identitas budaya yang
tercermin dalam berbagai produk budaya, salah satunya adalah tradisi
kulinernya, pungkas Donfried.
Acara Festival Kuliner Indonesia ini terselenggara dalam kaitan dengan
perayaan 60 tahun hubungan Indonesia-Jerman yang jatuh pada tahun ini.
Menyadari bahwa budaya merupakan aspek penting dalam diplomasi maka
berbagai macam program pendekatan kebudayaan dilakukan oleh KBRI Berlin,
termasuk di dalamnya budaya kuliner Nusantara.
Selasa, 20 Maret 2012
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Post a Comment