BAB I DAMPAK LIMBAH RPH TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN
Menurut Dart (1985)
Sumber utama penyebab pencemaran dari limbah RPH adalah :
Limbah cair, terdiri dari : faeses dan urine, darah, lemak, air bekas pencuci karkas.
Limbah padat, terdiri dari : tulang, rambut, kuku dan bagian padat yang disaring dari limbah cair.
Limbah padat kurang menyebabkan pencemaran karena umumnya dapat digunakan & dimanfaatkan kembali
Menurut Jorgensen (1979)
Type umum limbah cair RPH adalah sbb:
Limbah cair mengandung lemak, protein & karbohidart dengan konsentrasi yang relatif tinggi.
Pada umumnya limbah cair dapat diolah secara biologik
Proses
pengolahan secara biologik menelan biaya yang cukup tinggi, oleh karena
limbah cair ini memiliki konsentrasi BOD5 yang lebih tinggi
dibandingkan dengan limbah cair rumah tangga, sehingga proses biologi
yang dilakukan sering menggunakan dua atau lebih tahapan pengolahan
Akibat
mahalnya biaya pengolahan limbah RPH, maka umumnya limbah RPH tanpa
dikelola lebih dahulu langsung dibuang ke sungai (dumping in water)
atau dibunag begitu saja ke atas tanah (open dumping) dan biasanya
dimakan burung atau binatang lain.
Hal tersebut harus dicegah karena dapat menyebarkan penyakit dengan cepat dan dalam jarak yang cukup jauh
Dengan
semakin berkembangnya daerah pemukiman dan industri di Kota Surabaya,
maka kemungkinan terjadinya pencemaran terhadap badan-badan air menjadi
semakin besar. Pencemaran terhadap air permukaan akan mengakibatkan
makin banyaknya penggunaan air tanah.
Penggunaan air tanah yang
berlebihan terutama yang berasal dari sumur-sumur dalam (deep well)
dapat mengakibatkan makin cepatnya intrusi air laut ke dalam
sumber-sumber air tanah, sehingga makin mengurangi persediaan air
bersih.
Limbah RPH dan limbah industri lainnya mempunyai andil terbesar dalam pencemaran kali Surabaya.
Berdasarkan
hasil terakhir pemeriksaan laboratorium Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan (BTKL) Pos Surabaya, menunjukkan kondisi kali Surabaya saat
ini sangat memprihatinkan. Jumlah beban yang diterima saat ini mencapai
20.000 Kg BOD/hari. Beban pencemaran ini 17.000 Kg BOD/hari berasal dari
limbah industri dan 3.000 Kg BOD/hari dari limbah rumah tangga.
Perbandingan Air Limbah dan Air Minum menurut Azwar (1980)
Karakteristik
limbah RPH yang mengandung kadar protein tinggi akan menyebabkan
penyuburan air, sehingga memungkinkan tumbuhnya tumbuhan air yang tidak
dikehendaki atau disebut dengan gulma air.
Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali akan merusak badan air dan menyebabkan terjadinya pendangkalan.
Limbah
organik itu bila dibiarkan tanpa dikelola, tidak hanya akan menunjukkan
keburukan sanitasi lingkungan, melainkan juga akan menarik binatang
penyebab dan penyebar penyakit seperti insecta, rodentia dan lain
sebagainya.
Banyak jenis infeksi penyakit melalui makanan (Food
Borne Disease) yang ditularkan melalui daging akibat daging terkontamin
asi langsung atau tidak langsung oleh limbah RPH. Meat Borne Disesase
dapat disebabkan oleh beberapa agent seperti bakteri, jamur, virus,
protozoa dan cacing.
Meat Borne Disease yang umum berjangkit disuatu tempat dan erat hubungannya dengan keburukan pengelolaan limbah RPH adalah :
1. Bacterial Meat Borne Disease
a. Salmonellosis
Dapat timbul pada manusia akibat memakan daging yang tercemar oleh kotoran hewan
b. Dysentri
Disebabkan oleh daging yang tercemar bakteri yang banyak terdapat pada limbah cair.
c. Tuberculosis
Disebabkan oleh karena manusia memakan organ atau daging yang menderita sakit TBC.
d. Anthraxis
Disebabkan oleh Bacillus Anthrax, merupakan kuman yang bersifat patogen dan membentuk spora di dalam daging.
e. Brucellosis
Penyakit ini dipindahkan dari hewan ke manusia akibat memakan daging yang tercemar kuman Brucella.
2. Parasitic Meat Borne Disease
a. Cysticercus Bovis/ Taenia Saginata
Infeksi cacing pita ini pada orang-orang yang memakan daging tercemar tanpa dimasak matang lebih dahulu.
b. Cysticercus Cellulosa/ Taenia Solium
Hanya babi yang merupakan sumber infeksi Taenia Solium pada
manusia dimana babi terinfeksi oleh telur cacing yang terdapat pada
kotoran dan makanan
c. Hydatidosis/Echinococcus
Kurangnya
fasilitas pemotongan yang layak dan pemeriksaan serta pengapkiran
organ-organ tubuh yang terinfeksi Cyste Hydatid akan menyebabkan anjing
atau kucing memakan limbah tersebut.
Echinococcus pada anjing sangat berperan dalam menimbulkan infeksi pada manusia.
d. Trichinella Spiralis
Parasit
ini terutama terdapat pada babi, siklus hidup Trichinella spiralis
sempurna pada induk semang. Babi terkena infeksi akibat memakan makan
sampah yang mengandung Cyste yang berasal dari limbah RPH.
Manusia terinfeksi karena memakan daging babi panggang (Grilled Meat) yang hanya matang bagian permukaannya saja.
3. Food Poisioning
a. Keracunan Staphylococcus
Disebabkan oleh Entero toksin yang diproduksi oleh strain Staphylococcus.
Manusia keracunan karena makan daging yang seharusnya dibuang.
b. Keracunan Botulismus
Disebabkan oleh Exo toksin dari Clostridium Botulinum. Manusia
keracunan karena makan daging yang tercemar Clostridium Botulinum.
c. Keracunan Clostridium Perfringens.
Disebabkan
oleh Exo toksin dari Clostridium perfringens, manusia keracunan karena
makan daging yang mengandung Exo toksin ini, yang biasa terdapat pada
daging busuk.
Keracunan nitrat dan nitrit terjadi pada hewan dan manusia karena limbah industri dan lingkungan yang tercemar limbah organik.
Di
daerah yang airnya banyak mengandung nitrat, keracunan nitrat bisa
terjadi pada bayi dan hewan muda (pedet) karena flora di dalam saluran
pencernaan mampu mengolah nitrat menjadi nitrit yang toksis (Schenider,
1975)
Nitrit di dalam tubuh menyebabkan terbentuknya
methemoglobin karena methemoglobin tidak dapat mengikat oksigen, maka
akan terjadi Hipoksia atau Anoksia.
Disamping nitrit juga mengganggu enzim-enzim untuk metabolisme protein.
Nitrit
juga mempengaruhi fungsi kelenjar gondok, karena nitrit mengganggu
pengambilan yodium oleh kelenjar gondok (mangkoewidjojo, 1985)
BAB II MANAJEMEN LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN
Menurut Darmawan & Lions (1981)
Metode
sederhana & relatif murah utk pengolahan limbah RPH (tetapi metode
ini hanya sedikit menanggulangan problema lingkungan & kesehatan)
dengan memisahkan komponen-komponen yang terdapat di dalam cairan RPH,
seperti :
Darah
dapat dikumpulkan di bak pengumpulan
darah atau dialirkan ke bah ksusus dengan sistem drainage sehingga darah
tidak bercampur dengan limbah cair lain dan dapat dioleh sebagai hasil
ikutan (by product).
Lemak
dapat dikumpulkan dengan menangkap partikel-partikel lemak dengan menggunakan sistem perangkap
Bahan padat
dapat dikumpulkan dengan cara mencuci & memisahkan isi perut (rumen) kemudian menyaring limbah cair tersebut.
Cara pengolahan limbah menurut Dart (1985)
1. Chemical Treatment
Partikel-partikel yang kecil dari zat organik tidak terpengaruh
oleh gaya gravitasi, untuk mengatasi hal ini, maka partikel yang kecil
perlu digabungkan menjadi kumpulan partikel.
Proses koagulasi
ini dengan cara menambahkan coagulant seperti Alumino Feric (setara
dengan 17 ppm Aluminium), dan dapat mengurangi kadar BOD5 air limbah
dari 856 ppm menjadi 305 ppm (reduksi 64%)
2. An aerobic Biological Treatment
Proses digesti anaerobic diselenggarakan tanpa adanya gas oksigen
mikro organisme anaerobic dalam proses tersebut menggunakan oksigen yang
terdapat dalam bahan organik. Pada pengolahan air limbah dengan cara
ini, bahan organik di dalam limbah tersebut akan dipecah menjadi gas
Methane (CH4) dan karbondioksida (CO2).
Dengan cara ini reduksi kadar BOD5 air limbah RPH dapat mencapai 95%
3. Aerobic Biological Treatment
ada 3 cara utama pengolahan limbah cair RPH secara aerobic dengan menggunakan prinsip-prinsip biokimiawi, yaitu :
Activated sludge
Mikroorganisme
aerobik bereaksi dengan udara sehingga terjadi proses biologis oleh
bakteri tsb. Setelah proses terjadi, cairan yang tercampur tadi mengalir
menuju tangki pengenadapan di mana Activated sludge mengendap &
terjadi proses biologis bakteri aerob,
sehingga cairan supernatant di tangki pengendapan dihancurkan & keluar sebagai efluen.
b. Oxydation Ponds
Kolam oxidasi adalah bentuk sederhana dari Aerobic biological
treatment dan dapat dipandang sebagai proses pengolahan limbah secara
alam.
Prinsip kerjanya memanfaatkan pengaruh sinar matahari, ganggang, baktyeri dan oksigen
c. Trickling Filters
Pada Trickling Filters digunakan saringan tipis seperti film
yang mempunyai permukaan kuat. Limbah ditahan pada permukaan filter
& langsung turun ke bawah, sementara itu udara percolasi menembus
tapis tengah & memberikan suply oksigen untuk purifikasi.
Trickling Filters merupakan metoda yang baik untuk pengolahan limbah
cair RPH & industri daging karena standard efluent yang baik dapat
dicapai.
Pemusnahan limbah padat RPH yaitu dengan :
a. Dibakar
metode ini paling baik & memuaskan.
untuk memusnahkan limbah padat RPH yang tidak dapat didaur ulang
adalah dengan jalan membakar limbah padat tersebut dalam suatu tungku
pembakaran (Incenirator).
b. Ditanam
Cara ini tidak dianjurkan karena bahan-bahan berbahaya dari limbah tsb dapat digali kembali oleh binatang lain.
BAB III DAMPAK POSITIF MANAJEMEN LIMBAH RPH
Dampak psitif atau manfaat tersebut dapat berupa :
Hygiene lingkungan pada daerah sekitar RPH menjadi lebih baik.
Daerah tsb tidak dicemari oleh darah, isi rumen & intestinal, serta kotoran ternak (feses) yang menumpuk.
Keadaan lingkungan yang baik & bersih dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sehingga produktivitas masyarakat kerja
dapat lebih ditingkatkan lagi (Kusnoputranto, 1985).
2.
Berkurangnya tempat untuk berkembang biak binantang penyebab dan
penyebar penyakit, sehingga incidence penyakit yang erat hubungannya
dengan keburukan pengelolaan limbah RPH dapat ditekan.
3.
Daging asal ternak yang dipotong di RPH dapat terhindar dari
kontaminasi penyakit, sehingga tujuan utama pendirian RPH dapat
terpenuhi yaitu memproduksi daging yang sehat dan aman bagi konsumen.
Manfaat lain yang didapat dari pengolahan limbah RPH 5 hasil sampingan (by product)
1. Tepung darah (blood meal)
Darah
hewan mengandung max 20% solid & kira-kira 5 kg darah segar akan
menghasilkan 1 kg tepung darah kering dengan kelembaban 10-12%.
Bahan makanan tepung darah mengandung protein dalam kadar tinggi (80-82%).
Darah dapat diproses menjadi :
a. tepung darah digunakan oleh pabrik pakan ternak sebagai
campuran makanan ternak ayam baik petelur maupun pedaging & itik.
b. Darah yang dibekukan
Digunakan untuk makanan anjing (dog food)
2. Tepung tulang (calcinated bone meal)
Tepung
tulang sebagai suplement atau penambah unsur phosphat pada pakan
ternak. Setiap 45 kg tulang dari hewan yang baru disembelih mengalami
konversi menjadi 15 kg tepung tulang
Tulang diproses dan diolah menjadi :
a. Bahan baku lem/perekat
b. nitrogen, calcium & phospor yang terdapat ditulang dapat diolah menjadi pupuk.
c. Untuk bahan campuran pakan ternak
Penambahan 2 s/d 3 sendok tepung tulang setiap hari pada pakan sapi, dapat menyebabkan (Manual Kesvet, 1985) :
1. memperpendek Calving interval
2. meningkatkan produksi susu
3. meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh bagi induk dan anak sapi
Penambahan kuku dan tanduk pada tepung tulang tidak diperkenankan karena produk tersebut sukar dicerna oleh hewan.
3. Isi rumen (ruminal contents)
Adalah makanan yang belum dicerna secara sempurna pada lambung
pertama ruminansia & mengandung saliva, mikroba an aerob, selulosa,
hemi selulosa, protein, lemak, karbohidart, mineral dan vitamin (Van
Soest, 1982)
Secara mekanis makanan yang tidak tercerna
tersebut tercampur dengan Saliva dalam jumlah yang besar sehingga
membuat sejumlah bakteri dapat hidup & berkembang di dalam rumen.
Isi rumen mengandung serat kasar tinggi dan kandungan protein yang
rendah (Mc. Donald et.al.,1987).
Kadar protein isi rumen adalah
6,13% dengan kadar serat kasar 28,5% dan kadar hemiselulosa 19,07%
(Surjoatmodjo, 1988). Walaupun kualitas isi rumen sapi rendah akan
tetapi Preston dan Leng (1986) menyatakan bahwa isi rumen dapat
digunakan sebagai pakan ternak.
Isi rumen juga dapat diproses menjadi bahan padat, bahan padat tersebut dapat digunakan untuk :
a. Pemupukan kolam ikan dan udang
b. Dicampur dengan kotoran ternak menjadi kompos
4. Kotoran ternak (feses)
Kotoran ternak yang berasal dari kandang penampungan sementara dan kandang karantina, dikumpulkan ditempat penampungan.
Kotoran ternak tersebut kemudian dikelola & dimanfaatkan menjadi :
a. Pupuk tanaman
Kotoran
ternak sebelum dipergunakan sebagai pupuk diproses terlebih dahulu,
agar unsur-unsur kandungan zat hara seperti nitrogen, phospos dan kalium
serta elemenlainnya yang dibutuhkan tanaman tidak terbuang.
b. Pupuk perikanan darat
Dengan mengalirnya kotoran ternak ke kolam ikan, maka pertumbuhan Algae (ganggang) & plankton menjadi subur.
Algae & plankton ini sangat berguna sebagai makanan ikan.
c. Sebagai sumber energi
Kotoran
ternak dapat diproses untuk menghasilkan gas bio. Gas bio merupakan
bahan bakar yang berguna karena nilai kalornya cukup tinggi, yaitu dalam
kisaran < 800 -6700 kcal/m3 (Harahap, 1978)
Penggunaan energi gas bio untuk pemakaian rumah tangga, pertanian, industri skala kecil & sebagainya.
Lumpur gas bio dapat dipergunakan untuk pupuk tanaman, karena kandungan unsur N-P-K nya cukup tinggi.
Lumpur
gas bio tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk stabilisasi tanah yang
berlempung/ berkapur. Sebagai material untuk pembuatan kompos, lumpur
gas bio ini dapat dikombinasikan dengan sampah kota atau enceng gondok.
5. Kelenjar
Kelenjar dari ternak sapi dapat dimanfaatkan dalam dunia farmasi untuk dijadikan obat-obatan.
Kelenjar yang dapat diproduksi menjadi obat-obatan adalah :
a. kelenjar lambung mengandung enzim yang dapat digunkan untuk memperbaiki gangguan sistem pencernaan.
b. kelenjar thyroid menghasilkan hormon thyroxin
c. kelenjar pankreas menghasilkan hormon
insulin
d. kelenjar adrenal menghasilkan hormon
adrenalin
e. ovarium menghasilkan hormon oestrogen
& progesteron
f. testis menghasilkan hormon testosteron
g. kelenjar pintituitary menghasilkan hormon
steroid
Pengelolaan
& pemanfaatan limbah RPH, ternyata dapat menyebabkan berdirinya
pabrik-pabrik pengolahan bahan baku tersebut, seperti :
- pabrik tepung darah
- pabrik tepung tulang
- pabrik pakan ternak
- pabrik obat-obatan
- dan sebagainya
yang banyak menyerap tenaga kerja
BAB IV MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH DI RUMAH POTONG HEWAN
Masalah lingkungan secara global dapat disederhanakan menjadi :
1. Penyebaran & beban penduduk yang timpang
2. Eksploitasi sumber daya yang serakah
3. Teknologi yang menghasilkan limbah
berlebih
Hirarki manajemen limbah kunci menuju produksi bersih.
Hirarki
ini dapat berjalan dengan memastikan bahwa semua tindakan yang dapat
dilakukan dipertimbangkan dalam suatu urutan pilihan yaitu :
Menghindari dan/atau mengurangi limbah
Penggunaan kembali, daur ulang dan reklamasi limbah
Pengolahan limbah
Pembuangan limbah
Teknologi yang paling baik untuk pengelolaan limbah RPH adalah teknologi tepat guna.
Menurut Notoatmodjo (1981)
Teknologi
tepat guna adalah suatu teknologi sederhana dengan menggunakan teknik,
peralatan tenaga dan metoda yang sederhana tetapi dapat memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dengan tidak menimbulkan
pencemaran bagi lingkungan.
Menurut Soerjani (1996)
Teknologi
tepat guna adalah berupa teknologi miskin limbah, teknologi daur ulang
limbah, teknoplogi hemat bahan, teknologi substitusi bahan &
teknologi produksi bersih.
Pada era tahun 1990-an strategi
pengelolaan lingkungan berubah lagi menjadi upaya preventif atau
pencegahan, dimana prinsip produksi bersih (cleaner production)
dikembangkan sebagai suatu pendekatan strategi preventivf yang bersifat
terpadu & operasional.
Upaya produksi dilaksanakan dengan
tujuan mencegah, mengurangi dan atau pencemar di seluruh daur hidup
product (Product – life cycle analysis) sehingga dapat melindungi
sumber daya alam dan energi yang lebih efisien (Bratasida, 1997)
BAB V Teknologi untuk Mengatasi Limbah RPH
Dalam mengatasi limbah RPH, paling tepat digunakan teknologi produksi bersih, dengan menggunakan cara :
1. Teknologi miskin limbah
2. Teknologi daur ulang limbah
3. Teknologi pengolahan limbah
Dengan manajemen produksi bersih, RPH akan mendapatkan keuntungan, antara lain berupa :
1. Mengurangi biaya pengolahan limbah
2. Penghematan bahan baku
3. Mencegah kerusakan lingkungan
4. Mengurangi biaya terhadap kesehatan &
keselamatan kerja
Senin, 27 Februari 2012
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
1 Comment:
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler dan waste water treatment untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
WA:081310849918
Terima kasih
Post a Comment